Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2010

Hindari Dek / Lantai Vespa Berkarat

Biar cat nggak gampang baret akibat sering diinjak, dek tengah Vespa biasanya dilapisi karet atau plastik. Selain tidak bikin kusam cat, tampilan tentu jadi lebih ciamik. Meski aman dari baret, skuteris nggak nyangka kalau di balik kepet yang tidak diperkuat lem itu jadi sarang air. Alhasil, gampang muncul karat (gbr. 1). “Setuju. Apalagi pemasangan karet itu cuma dipaku ripet di pinggir. Sehingga kalau tidak dilem memungkinkan air meresap dan bikin karat,” jelas Warsito, mekanik Sito Racing yang piawai mendandani skuter Italia itu. Sito juga bilang kalau pemasangannya bukan tidak jelek selama pemilik mau lebih teliti di soal perawatan. (gambar 1-2) Misal jangan lupa cuci dengan air bersih setelah kena guyur hujan atau kelar dicuci. Setelah itu dilap sampai kering. “Kalau nggak mau repot, bisa juga celah yang memungkinkan masuknya air meresap tadi dilindungi pakai lem kaca. Sehingga air jadi tidak gampang tergenang atau meresap,” wanti bapak tiga anak yang buka

Di Balik Kebersamaan Komunitas Vespa

Melupakan perbedaan yang ada satu sama lain yang ada hanyalah persamaan nasib sebagai pengendara Vespa . "Secara data, saya belum tahu komunitas sepeda motor apa yang keberadaanya paling banyak di Indonesia. Tapi di manapun sepengetahuan saya, komunitas Vespa mudah kita temui. Bicara soal kebersamaan, boleh dikatakan mereka cukup kuat," ujar Putu Artawan , penggemar Vespa sejak era 1990-an. Namun apa yang menyebabkan ikatan antar mereka begitu kuat? Putu menambahkan, kekuatan tersebut lebih karena homogenitas. Dengan begitu lebih mudah mengekspresikan diri. Tetapi apakah seluruh anggota yang ada betul-betul menggemari scooter Italia tersebut? Ternyata tidak. "Kalau dikatakan kebersamaan club Vespa tinggi, memang benar. Namun apakah semua adalah penggemar? Tidak juga, umumnya mereka lebih memilih bergabung lantaran acara touring. Bukan menyelami apa sebenarnya sepeda motor ini," ungkap pengoleksi peralatan rumah tangga antik itu. Oleh sebab itu tidak jarang jika

Ribuan Scooteris Ngumpul di Monas

Jakarta, Ribuan scooteris dari berbagai penjuru tanah air tumpah ruah di halaman parkir Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (1/8/2010). Mereka menghadiri acara yang digelar oleh Scooter Tanah Abang Club (STAC) yang mengadakan acara Scooter Enjoy Jakarta. Acara ini berlangsung sejak Sabtu kemarin dan berakhir pada hari ini. "Ini acara perdana untuk mempererat silahturahmi, menabah persaudaraan, saling memperat persatuan, dan yang paling penting, scooter bisa kenal semua di sini," ujar Ketua Panitia Scooter Enjoy Jakarta, Joko Umbara, Minggu (1/8/2010). Joko mengatakan, acara ini diikuti oleh sekitar 1000 komunitas dan lebih dari 15.000 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia . "Senang karena scooteris antusias mengikuti acara ini," imbuh pembina STAC ini. Walaupun secara pembiayaan acara ini dibiayai secara kolektif oleh anggota STAC. Namun pihak panitia mengusulkan kepada Dinas Pariwisata DKI Jakarta agar menjadi agenda nasional. Scooterist dari

Susah Bertahan

Sekilas, kamu nampak acuh pada diri ini. Tetapi dengan sedikit sapaan lembut, kamu membalasnya dengan senyuman manja. Julia, begitu kau ingin ku sapa. Kamu bilang, kamu pengemar Valentino Rossi. Tak disangka, mahluk selembut kamu suka olahraga beradrenalin tinggi. Tapi sayang, hasrat melihat sang idola tarung di sirkuit musti diredam sekitar dua bulan.    Maklum, Rossi mengalami cedera saat babak kualifikasi MotoGp seri IV di Mugello. “Iya. Aku kasihan dan berempati untuk dia. Mudah-mudahan, cepat sembuh,” ujar pemilik sasis lentur 160 cm/ 45 kg ini. Padahal, Julia ingin sekali kalau gelar juara dunia MotoGP 2010 nanti masih bisa dipegang racer asal Urbino, Italia itu. “Tetapi dengan absen di beberapa seri, rasanya sulit untuk Rossi bisa kembali mempertahankan gelarnya,” lirih cewek yang suka hang out di kawasan Kemang, Jakarta Selatan ini. Hmmmm... sumber : motorplus  

Selamat Jalan Bro Jun

Innalillahi wa innalillahi rojiun, telah berpulang alm. Junaedi (Jun) 22 Mei 2010 pada pukul 20.15 WIB di Rumah Duka. Dan telah di makamkan pagi tadi pukul 10 pagi di TPU Kesambi duwur Pemalang. Siapakah sosok Jun ? Ia adalah seorang biker Penggemar motor antic Pemalang. den. Ia adalah member SIP Pemalang . Namun slama 1 tahun ini ia tidak bisa aktif mengikuti event – event scooter dan motor antic mengingat kondisi kesehatannya . Penulis pernah sempat jalan bareng dengan almarhum pada bulan Mei 2009 dan beliau jg dalam event scooterist peduli bangsa di moga pemalang. Meski tak percaya, apa mau dikata. Dia telah pergi membawa semua itu dalam lelap tidurnya yang panjang. Semoga Yang di Atas memeluknya lebih erat dari semua yang pernah mengenalnya. Semoga dia temukan kebahagiaan, ketenangan & ampunan di tempatnya yang baru. Selamat jalan kawan, doaku menyertaimu. Istirahatlah di sana. Selamat jalan Bro Jun .. selamat berlibur dari kepenatan dunia. Semoga Keluarga dan Teman yang di

Pak Polisi, Jangan Cari-cari Kesalahan Bikers Dong!

Jakarta - Tingkah oknum polisi lalu lintas yang masih mencari-cari kesalahan para pengendara sepeda motor seperti pengunaan spion sebelah hingga tutup pentil yang dijadikan alasan untuk menilang bikers disentil mahasiswa. Padahal di sisi lain masih banyak kendaraan yang dipergunakan polisi yang tidak standar. "Kenapa polisi terkadang mencari-cari kesalahan, saya pernah ditilang hanya gara-gara spion sebelah, selain itu tutup pentil motor saya pun ditanyakan. Padahal ketika menilang, saya lihat motor polisi pun tidak lengkap spionnya," sentil mahasiswa Trisakti Jurusan Teknik, Kholi Puji (21), ketika bertanya dalam seminar Safety Riding di Gedung Fakultas Teknik Universitas Trisakti, Jakarta Barat, seperti dikutip situs resmi Ditlantas PMJ, Kamis (6/5/2010). Kasubdit Ditlantas PMJ Dikyasa AKBP Kanton Pinem menjelaskan tingkah laku oknum polisi itu sangatlah tidak etis, penegak hukum sebelum melakukan penindakan dirinya pun harus menjadi teladan. "Ini kriti

Ciri-ciri Helm SNI “Standar Nasional Indonesia”

Untuk anda yang ingin membeli Helm yang memenuhi Standar SNI (Standar Nasional Indonesia), perlu memperhatikan beberapa ciri helm yang memenuhi standar SNI mulai dari material dan konstruksi helm. Berikut Ciri-ciri Helm yang memenuhi standar SNI: 1. Dari material: Bahan helm harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Dibuat dari bahan yang kuat dan bukan logam, tidak berubah jika ditempatkan di ruang terbuka pada suhu 0 derajat Celsius sampai 55 derajat Celsius selama paling sedikit 4 jam dan tidak terpengaruh oleh radiasi ultra violet, serta harus tahan dari akibat pengaruh bensin, minyak, sabun, air, deterjen dan pembersih lainnya b. Bahan pelengkap helm harus tahan lapuk, tahan air dan tidak dapat terpengaruh oleh perubahan suhu. c. Bahan-bahan yang bersentuhan dengan tubuh tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat menyebabkan iritasi atau penyakit pada kulit, dan tidak mengurangi kekuatan terhadap benturan maupun perubahan fisik sebagai akibat dari bersentuhan langsung dengan ker

Ribuan skuter mania ngumpul di Klaten

Klaten – Ribuan skuter mania se-Jawa dan Bali kemaren menggebrak Stadion Trikoyo, Klaten, Minggu (28/3) guna memeriahkan Musyawarah Daerah (Musda) III Ikatan Vespa Indonesia (IVI) Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Ketua Pengurus Daerah (Pengda) IVI Jateng, Y Joko Tirtono SH, saat ditemui Penulis di sela-sela kesibukannya, Sabtu (27/3), mengatakan, jumlah personel IVI di Jateng saat ini mencapai sekitar 4.700 orang. Sebagian besar anggota IVI itu tersebar di Kota Semarang yakni sekitar 800 orang dan Solo sekitar 600 orang. Acara itu, kata Joko, juga akan diikuti oleh skuter mania yang diundang dari luar kota seperti Bandung, Jakarta, Pemalang , Surabaya, Malang, Yogyakarta, dan Bali. “Mereka sudah memberikan kepastian kedatangannya. Sabtu malam (27/3) mereka berdatangan,” kata Joko. Selain untuk memeriahkan Musda III, ribuan skuter itu juga akan mengikuti acara pemecahan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) berupa pembuatan Cangkul Nusantara. Cangkul yang mempunyai berat dua ton itu

TOMBOY DOYAN NGEBUT

Tary ini penggemar berat Valentino Rossi, jawara dunia MotoGP 2009. Gaya Tary yang tomboy enak diajak naik motor. Kalo doi yang bonceng, biker harus ekstra hati-hati. Sebab lahir tepat di hari Natal 1987 ini kalo sudah duduk di boncengan nggak bisa diam. "Badanku gerak-gerak terus. Seperti nggak nyaman gitu. Padahal aku ngerasa biasa aja. Makanya sering diprotes sama cowokku," ceritanya polos. Ya iyalah, Tar! Pastinya bakal mengganggu keseimbangan. Bisa nyusruk lho... Nggak cuma ekstra perhatian, taunya Tary juga boncenger yang baik. "Kalo yang boncengin capek aku bisa gantiin kok," tutur cewek yang mengaku lagi latihan naik motor kopling ini. Kalo soal ngebut, sudah ketebak? Pasti pernah nyusruk karena tingkah lakunya yang tomboy. "Yup, aku nyusruk gara-gara ngelibas aspal yang penuh tanah merah pas hujan," ceritanya jujur. Gara-gara kejadian itu dadaku kebentur aspal. Hati-hati akh! Penulis/Foto : Tining/Boyo